Postingan gue kali ini bukan trik atau cheat game, kawan, tapi kali ini gue posting karya cerpen gue yang berjudul "Game". Sebenernya cerpen ini tugas sekolah dari guru gue. Berhubungan gue gamers dan suka banget sama yang namanya game, yaudah gue mengangkat tema cerpen gue ini tentang Hidup Gue dan Game. Oke langsung aja kita simak cerpen gue sobat, cekidot!
GAME
Aku... aku ya aku. Aku duduk di bangku
kelas IX SMP. Sudah 2 bulan aku duduk di kelas IX. Aku termasuk murid yang
pemalas, tapi tidak terlalu bodoh juga sih. Hobiku renang, bulu tangkis,
nge-gambar, nge-band, dan main game.
Tiga
bulan yang lalu ayahku membelikan aku sebuah computer dengan processor core two duo yang lumayan
canggih dan cukup untuk menampung game-game yang lumayan berat, tetapi juga
keren, dan dapat membuat orang pasti ketagihan untuk terus menatap layar
monitor dan merasakan sensasi asyiknya saat bermain game, karena komputerku
juga didukung oleh monitor yang lumayan besar, yaitu sekitar 15,1 inci.
Kebiasaanku saat pulang sekolah biasanya langsung
bermain game. Ya seperti itulah orang yang lagi sakau (ketagihan) game.
“jgreek... sreet.. ctek.. shuiiing...”
itulah bunyi yang biasanya menghiasi rumahku saat aku pulang sekolah.
pulang sekolah ngidupin komputer, langsung
game. Sering kali aku melupakan waktu sholat sehingga ibuku juga sering
menegurku.
“gariin…! Sholat dulu baru game..!!”
teriak ibuku dari dapur.
“iyaa buu sebentar lagi..” jawabku dengan
nada teriak juga, lalu aku asyik bermain game lagi. Tanpa kusadari ibuku ada
dibelakangku dan langsung menjewerku,
“cepet sholat !!” tambah ibuku lagi.
“ii iya buu.. aduh sakiit..” erangku
sambil menahan sakit
“Cepetan!
Jangan ngulur-ngulur waktu..!!” teriak ibuku lagi.
“iyaaaaa…!!”
Aku menjawab dengan nada kesal
Sehabis wudu aku langsung ke kamarku
untuk sholat. Saat sholat ku sampai di tahiyad akhir dan salam, ibuku teriak
lagi
“habis sholat berdo’a ..!” Teriak ibukku
lagi
aku hanya diam saja dan melanjutkan sholatku.
Setelah sholat ku selesai, aku langsung
melanjutkan permainan game ku yang aku tinggal tadi saat sholat. Dan betapa
kagetnya aku saat sampai di depan monitor komputerku sudah dalam keaadaan tak
bernyawa alias mati
“siapa ini yang matikan komputernya..!!??
permainan ku tadi belum aku save
!! “. Dengan berang aku teriak
Sungguh kaget aku ternyata yang mematikan
adalah ayahku. Langsung saja ayah mengahampiriku dan ceramah di hadapanku, aku
hanya diam saja menunduk tetapi tidak menghayati ceramah ayahku, aku hanya
kesal memikirkan gameku tadi yang belum aku save, karena levelnya memang sudah
sampai jauh.
“Kebiasaanmu
buruk sekali! kalo sudah besar mau jadi apa kamu nanti ..!!?” Tanya ayahku.
Aku tidak menangkap pertanyaan ayah
karena aku hanya sibuk memikirkan gameku tadi. Tanpa kusadari tamparan ayah pun
melayang
“TAAR..!!!” tepat mengenai pelipis
kiriku.
Aku sangat kaget dan mengerang tetapi
kutahan karena takut ayah tambah marah.
“sebentar
lagi kamu UNAS !! bagaimana kalau danummu nanti rendah!? mau masuk SMA mana
kamu!?” tambah ayahku.
Aku hanya
diam sambil mengelus-elus pipiku menahan sakit.
“Dengar Garin yang ayah bilang...!!? “
tambah ibuku dari arah dapur.
Aku
tak berani mengeluarkan sepatah kata pun. Ayah kembali duduk ke kursi melanjutkan
membaca korannya, ibukku kembali melanjutkan memasaknya dan aku pun kembali
masuk ke kamar sambil mengelus-elus pipiku, semuanya kembali sunyi.
Di dalam kamar aku duduk di atas kasur
dengan kepala menunduk kesal. Aku hanya ingin bermain game, itu saja!. Apa
salahnya bermain game !? kan tidak berpengaruh juga bagiku, nilaiku juga tetap
bagus-bagus saja kan! Adikku boleh main tetapi kenapa aku tidak? Sungguh tidak
adil mereka!.
Ternyata
perkiraanku salah. Lambat laun nilai ulanganku menurun, begitu juga dengan
kesehatanku yang semakin melemah, aku terlalu sering bermain komputer dan
menatap layar monitor sehingga pinggang dan mataku terasa sakit.
Kembali aku teringat perkataan ayah tadi,
kalau sudah besar mau jadi apa aku nanti, bagaimana jika danumku rendah dan
tidak bisa masuk SMA pilihanku, apalagi bagaimana jika aku nanti tidak lulus!?
Pasti aku akan dihajar habis-habisan oleh ayah. Aku semakin takut mengingat
perkataan ayah tadi. Benar, aku harus menghentikan kebiasaan burukku itu, aku
harus menahan nafsuku untuk bermain game, apa susahnya tidak bermain game? Aku
pasti bisa. Aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku, bukan mengecewakannya.
Setelah merenungi kesalahanku aku langsung tidur.
Keesokan harinya setelah pulang sekolah
sesampainya dirumah, aku berjalan menuju kamarku, terpampang jelas di depanku
ada sebuah Komputer lagi nganggur, dan kesempatan pula tidak ada orang di
rumahku, sehingga aku bisa bebas bermain. Tetapi aku kembali teringat ucapan
ayah kemarin. “ahh tidak! Aku harus bisa menahan nafsuku!” ucapku dalam hati,
aku kembali melanjutkan berjalan menuju kamar.
Pada
malam harinya aku belajar dengan tenang, tidak seperti biasanya saat belajar aku
membuka buku tetapi pikiranku hanya ke game, namun sekarang tidak lagi. Setelah
belajar aku sholat isya’, lalu tidur.
Ku
biasakan seperti itu setiap hari. Dan tidak terasa aku tidak bermain komputer
sudah tiga bulan lebih. Nilai-nilai sekolahku juga kembali membaik, kesehatanku
pun juga semakin pulih, dan sekarang orang tuaku yang biasanya setiap hari marah-marah,
sekarang tidak lagi. Malah mereka semakin memperhatikanku sekarang.
Ternyata
benar, seharusnya dari dulu aku memperhatikan nasehat ayah dan ibu, pasti nanti
aku akan mendapatkan hasil yang baik, aku pasti akan bahagia, begitu juga
dengan mereka. *~~*