Selasa, 31 Januari 2012

game



Postingan gue kali ini bukan trik atau cheat game, kawan, tapi kali ini gue posting karya cerpen gue yang berjudul "Game". Sebenernya cerpen ini tugas sekolah dari guru gue. Berhubungan gue gamers dan suka banget sama yang namanya game, yaudah gue mengangkat tema cerpen gue ini tentang Hidup Gue dan Game. Oke langsung aja kita simak cerpen gue sobat, cekidot!


GAME


    Aku... aku ya aku. Aku duduk di bangku kelas IX SMP. Sudah 2 bulan aku duduk di kelas IX. Aku termasuk murid yang pemalas, tapi tidak terlalu bodoh juga sih. Hobiku renang, bulu tangkis, nge-gambar, nge-band, dan main game.
     Tiga bulan yang lalu ayahku membelikan aku sebuah computer dengan processor core two duo yang lumayan canggih dan cukup untuk menampung game-game yang lumayan berat, tetapi juga keren, dan dapat membuat orang pasti ketagihan untuk terus menatap layar monitor dan merasakan sensasi asyiknya saat bermain game, karena komputerku juga didukung oleh monitor yang lumayan besar, yaitu sekitar 15,1 inci.
Kebiasaanku saat pulang sekolah biasanya langsung bermain game. Ya seperti itulah orang yang lagi sakau (ketagihan) game.
    “jgreek... sreet.. ctek.. shuiiing...” itulah bunyi yang biasanya menghiasi rumahku saat aku pulang sekolah.
     pulang sekolah ngidupin komputer, langsung game. Sering kali aku melupakan waktu sholat sehingga ibuku juga sering menegurku.
     “gariin…! Sholat dulu baru game..!!” teriak ibuku dari dapur.
     “iyaa buu sebentar lagi..” jawabku dengan nada teriak juga, lalu aku asyik bermain game lagi. Tanpa kusadari ibuku ada dibelakangku dan langsung menjewerku,
     “cepet sholat !!” tambah ibuku lagi.
     “ii iya buu.. aduh sakiit..” erangku sambil menahan sakit
     “Cepetan! Jangan ngulur-ngulur waktu..!!” teriak ibuku lagi.
     “iyaaaaa…!!” Aku menjawab dengan nada kesal
      Sehabis wudu aku langsung ke kamarku untuk sholat. Saat sholat ku sampai di tahiyad akhir dan salam, ibuku teriak lagi
     “habis sholat berdo’a ..!” Teriak ibukku lagi
 aku hanya diam saja dan melanjutkan sholatku.
      Setelah sholat ku selesai, aku langsung melanjutkan permainan game ku yang aku tinggal tadi saat sholat. Dan betapa kagetnya aku saat sampai di depan monitor komputerku sudah dalam keaadaan tak bernyawa alias mati
     “siapa ini yang matikan komputernya..!!?? permainan ku tadi belum aku            save !! “. Dengan berang aku teriak
      Sungguh kaget aku ternyata yang mematikan adalah ayahku. Langsung saja ayah mengahampiriku dan ceramah di hadapanku, aku hanya diam saja menunduk tetapi tidak menghayati ceramah ayahku, aku hanya kesal memikirkan gameku tadi yang belum aku save, karena levelnya memang sudah sampai jauh.
     “Kebiasaanmu buruk sekali! kalo sudah besar mau jadi apa kamu nanti ..!!?” Tanya ayahku.
      Aku tidak menangkap pertanyaan ayah karena aku hanya sibuk memikirkan gameku tadi. Tanpa kusadari tamparan ayah pun melayang
      “TAAR..!!!” tepat mengenai pelipis kiriku.
       Aku sangat kaget dan mengerang tetapi kutahan karena takut ayah tambah marah.
      “sebentar lagi kamu UNAS !! bagaimana kalau danummu nanti rendah!? mau masuk SMA mana kamu!?” tambah ayahku.
     Aku hanya diam sambil mengelus-elus pipiku menahan sakit.
        “Dengar Garin yang ayah bilang...!!? “ tambah ibuku dari arah dapur.
     Aku tak berani mengeluarkan sepatah kata pun. Ayah kembali duduk ke kursi melanjutkan membaca korannya, ibukku kembali melanjutkan memasaknya dan aku pun kembali masuk ke kamar sambil mengelus-elus pipiku, semuanya kembali sunyi.
     Di dalam kamar aku duduk di atas kasur dengan kepala menunduk kesal. Aku hanya ingin bermain game, itu saja!. Apa salahnya bermain game !? kan tidak berpengaruh juga bagiku, nilaiku juga tetap bagus-bagus saja kan! Adikku boleh main tetapi kenapa aku tidak? Sungguh tidak adil mereka!.
     Ternyata perkiraanku salah. Lambat laun nilai ulanganku menurun, begitu juga dengan kesehatanku yang semakin melemah, aku terlalu sering bermain komputer dan menatap layar monitor sehingga pinggang dan mataku terasa sakit.
     Kembali aku teringat perkataan ayah tadi, kalau sudah besar mau jadi apa aku nanti, bagaimana jika danumku rendah dan tidak bisa masuk SMA pilihanku, apalagi bagaimana jika aku nanti tidak lulus!? Pasti aku akan dihajar habis-habisan oleh ayah. Aku semakin takut mengingat perkataan ayah tadi. Benar, aku harus menghentikan kebiasaan burukku itu, aku harus menahan nafsuku untuk bermain game, apa susahnya tidak bermain game? Aku pasti bisa. Aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku, bukan mengecewakannya. Setelah merenungi kesalahanku aku langsung tidur.
     Keesokan harinya setelah pulang sekolah sesampainya dirumah, aku berjalan menuju kamarku, terpampang jelas di depanku ada sebuah Komputer lagi nganggur, dan kesempatan pula tidak ada orang di rumahku, sehingga aku bisa bebas bermain. Tetapi aku kembali teringat ucapan ayah kemarin. “ahh tidak! Aku harus bisa menahan nafsuku!” ucapku dalam hati, aku kembali melanjutkan berjalan menuju kamar.
     Pada malam harinya aku belajar dengan tenang, tidak seperti biasanya saat belajar aku membuka buku tetapi pikiranku hanya ke game, namun sekarang tidak lagi. Setelah belajar aku sholat isya’, lalu tidur.
     Ku biasakan seperti itu setiap hari. Dan tidak terasa aku tidak bermain komputer sudah tiga bulan lebih. Nilai-nilai sekolahku juga kembali membaik, kesehatanku pun juga semakin pulih, dan sekarang orang tuaku yang biasanya setiap hari marah-marah, sekarang tidak lagi. Malah mereka semakin memperhatikanku sekarang.
    Ternyata benar, seharusnya dari dulu aku memperhatikan nasehat ayah dan ibu, pasti nanti aku akan mendapatkan hasil yang baik, aku pasti akan bahagia, begitu juga dengan mereka. *~~*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar